Jumat, 19 September 2014 |
0
komentar
Tuhan, tuntunlah perahu
kertas ini dalam heningnya arus sungai… Aku tidak begitu berharap Ia
membacanya. Biarkan ia tahu dengan sendirinya, menyusuri kata-kata dalam leburan
perahu kertas. Aku hanya ingin, air menjadi saksi.
Hari ini kamu berbeda….
Aku senang melihatmu begitu gembira. Senyum ikhlasmu.
Dan tawamu yang begitu ceria.
Jujur, aku merasa gembira. Pemandangan indah di antara
gelapnya langit. Yaitu kamu.
Kau tahu, logika dan perasaanku bertempur. menganggapku
adalah makhluk paling idiot di dunia. Aku berpikir bodoh. Terlintas pikiran negatif
dan khawatir diantara kebahagianmu itu. Aku takut.
Ikhlas. Ikhlas. Ikhlas. Aku begini karena aku ikhlas.
Aku begini bukan menuntutmu untuk mengerti aku, untuk memahamiku, maupun
memperhatikanku. Aku ikhlas mengagumimu. Dan aku senang mengagumimu.
Walau kadang aku melayang seperti bulu-bulu yang
berterbangan. ringan, nyaman, dan bahagia melintas awan. Namun. Mungkin itu
ilusi. Ilusi yang berlebihan, dan membuatku
merasa melambung.
Aku tahu, kau menganggapku aneh. Bersikap membosankan di
depanmu. Bersikap aneh di dekatmu. Selalu mengalihkan pandangan. Bahkan
bersikap pura-pura tidak tahu dan menghindarimu.
Kau tahu, aku tidak bisa bersikap biasa di depanmu.
Bagaimana aku bisa bersikap biasa dengan orang yang aku kagumi? Aku selalu
salah tingkah di depanmu, tidak bisa berkata-kata, dan selalu bertingkah aneh
dan bodoh. Karena aku menganggapmu seseorang yang luar biasa.
Aku tidak akan menyumpah karna aku dipertemukan
denganmu. Aku tidak akan menyalahkanmu karna kau tidak sengaja hadir dalam
hidupku. Dan aku juga tidak akan berharap kau hilang dalam hidupku. Ikhlas,
ikhlas, ikhlas. Walaupun suatu saat seseorang hadir dalam dekatmu. Aku tetap
mengagumimu. Aku senang mengagumimu. Terimakasih. Aku sungguh beruntung menjadi
bagian dalam alur hidupmu.
Di dalam sini, di dalam hati ini… aku akan tetap
mengagumimu. seseorang yang membuat garis pensil menjadi berwarna. Langkah kaki
menjadi bernada. dan fokus mata menjadi bermakna. Juga, seseorang yang telah mengenalkanku
dengan sebuah kata yang bernama Cinta.
Aku bukan melebih-lebihkan atau membuatnya berlebih. Aku
hanya ingin berkata, bahwa aku mengagumimu..
-Dewi Nur Alifah-
0 komentar:
Posting Komentar