Kali ini, hujan dan satu lembar kertas menjadi saksi...
Kami pun berhadapan. Saling memutar mutarkan buku, karna tak tau memulai pembicaraan dari mana.
Dan akhirnya kami pun memutuskan dengan permainan jari.
Oke, sesuai kesepakatan permainan. Akhirnya aku pun yang memulai.
Aku tak mempunyai keberanian untuk berbicara. Pada lembaran kertas aku tuangkan seluruhnya.
Dan akhirnya dia pun menjawab, dia berkata bukan menulis.
Dia bercerita.. aku mendengarkan.
Cahaya yg semula hanya celah, kini sangat terang.. hingga tak sadar bibirku pun mulai tersenyum..
Today, i'm very happy. Thank you.
-dewinuralifah-
7 maret 2015
Kau kenapa bulan?
Jarang aku melihat sinarmu redup.
Apa kau sudah menyerah menantang kegelapan?
Kukira kau akan terus bersinar. Hingga menandinginya.
Kukira kau sekuat yg kubayangkan.
Kukira kau yg terkuat dilangit.
Kumohon,
Aku ingin melihat sinarmu lebih terang.
Karna hanya kau satunya satunya cahaya yg paling terang dalam gelap
Dan aku takmau kehilangan sosokmu.
Sosok terindah.
-dewinuralifah-
Aku mengalami turbulensi, sehingga ku terjebak dalam Titik jenuhku.
Apa yg berlari lari dihatiku?
Sehingga membuat perasaanku kacau seperti ini.
Ada apa kau semangat?
Ada apa kau ceria?
Mengapa kau tak tampak akhir akhir ini.
Aku ingin kau mendominasiku seperti waktu itu. Pada titik on fireku!
Mendengar kabar dia lolos tes berikutnya, entah mengapa aku sungguh senang.
Ketika dia tes pun, entah mengapa jantungku juga berdetak.
entah, aku selalu berharap berikanlah yg terbaik untuknya..
Aku sengaja menunggunya, bahkan aku sengaja tidak ikut rapat..
haha bodohnya aku ketika dia menanyakan "kok belum pulang?" Namun aku menjawab "nunggu temen dijemput"
Pfffft.. bodoh, mana mungkin aku nunggu temen, tapi tasku sengaja kuletakkan di kelas yg berada dilantai dua..
Dan mana mungkin daritadi aku mondar mandir aula-kelas-aula-kelas cuma memastikan satu hal..
Dan akhirnya guru pun lewat, dan aku pun 'soksokan' menanyakan, tesnya udah selesai pak? Gimana pak hasilnya? Dan gurupun menjawab, tesnya sudah selesai.
Haha tingkahku begitu konyol..
Aku ke kelas dengan harapan dia pun masih berada disana.
Dan ketika di kelas. Aku merilekskan detak jantungku.. sok sok stay cool.. dan bersikap biasa..
dan aku mengobrol. Ia terlihat sibuk dan kelelahan.. rasanya ingin sekali aku membantunya..
Ingin rasanya aku berdiri disampingnya membuat sumber angin dari buku gambar A3 (bisa dibilang ngipasin) haha.. konyol.
Tapi rasanya kehadiranku malah membuatnya semakin sulit..
Dan akhirnya aku pamit pulang..
Menunggu dan melihatnya sebentar pun aku sudah merasa senang.
Dan...
Saat diparkiran, aku pun terdiam sebentar di atas motor, sempat berfikiran kembali lagi ke kelas dan berkata "ada yg perlu dibantu?" oh no, itu konyol..
Sempat berfikir, aku membelikan minum untuknya.. pulpy.
Haduh, takut ia sudah keburu pulang.
Dan aku menyesalinya, kenapa tadi aku gak beli minum, dan meletakkannya di tas atau mejanya.
Aiiish.. akhirnya aku pun memutar kunciku dan menggerakkan gasku.. oke aku masih memikirkan itu.. di pom bensin. Di jalan..
Fokus mata sih ke jalan. Tp pikiran masih sama.
Aku menyesali. Mengapa tadi aku buru buru pulang. Seharusnya aku membantunya..
Tapi memang, tadi perasaanku mengatakan.. dia butuh sendiri..
maaf.
Aku tau ini kata kataku amburadul. Tapi so what haha..